Drama Digital Change Be Better

Minggu, 07 Oktober 2018

my story



My Story
Nama ku Putri Rapiq Rahayu, bisa dipanggil putri dan bisa dipanggil rapiq, tapi aku lebih suka dipanggil rapiq supaya beda dari yang lain. Dulu aku adalah seorang yang sangat malas dalam hal belajar pada waktu Tk. Aku sering dihukum karena tidak mengerjakan tugas dari guruku. Hidupku penuh dengan bermain pada saat itu, wajar karena umurku pada waktu itu masih 4,5 tahun. Namun suatu ketika saat aku dihukum guruku aku merasa malu, aku selalu dihukum karena tidak mengerjakan PR, apalagi aku perempuan senidiri diantara sekian banyak teman laki-laki ku yang dihukum. Dan pada saat itulah perjalanan hiduku dimulai. Aku merubah mindset ku di usiaku yang terbilang masih anak-anak, aku berpikir "oh iya ya aku kan perempuan seharusnya aku rajin, aku malu lah kalau aku terus-terusn dihukum apalagi aku perempuan sendiri yang dihukum". Begitulah pikiranku pada saat itu. Mulai dari situlah aku tidak malas lagi untuk belajar,
 saat aku masuk SD aku selalu mendapat ranking hingga SMP aku juga selalu mendapat ranking, dan banyak guru yang mengenali ku bukan karena aku cari perhatian tapi karena aku rajin mengerjakan tugas dari mereka, aku bukan sombong, karena memang prinsip hidupku yaitu aku ingin orang mengenalku karena aku pintar bukan karena aku cari perhatian orang supaya aku dikenal.
Hingga suatu ketika saat aku tamat dari SMP aku berharap aku bisa masuk SMA pavorit tempat kakak ku bersekolah dulu, aku mengikuti testing pada waktu itu, tapi sayang aku gagal. Hingga akhirnya aku bersekolah di SMA tempat sepupuku bersekolah, ya walaupun itu bukan SMA yang kuinginkan. Tapi seiring berjalannya waktu, aku sedikit menikmati berada di sekolah itu, walaupun ku akui aku memang sangat sulit bergaul ataupun bersosialisasi dengan siapapun, butuh waktu yang lama aku untuk bisa kenal dekat dengan seseorang yang baru ku kenal. Banyak temanku berpikir bahwa aku dulu sombong tapi kalau sudah dekat begini mereka bilang aku tidak sesombong itu. Ya itulah aku, ku akui aku sebenarnya orang yang pendiam apalagi dengan orang yang tidak ku kenal, bukan hanya itu aku juga jarang senyum, ya ku akui itu, wajah ku juga terbilang sangar hingga orang kadang segan bila bertanya kepadaku. Tapi sebenarnya aku tidak seburuk itu jika kalian sudah mengenalku lebih dekat.

Minggu, 10 September 2017

Naskah Drama Pemalakan yang berujung Pertemanan


     ‘‘Pemalakanyang Berujung Pertemanan”
Saat bel pulang berbunyi  Iskandar, Afifah dan Sari berkumpul sambil berbincang-bincang mengenai seseorang siswa yg bernama rizki, karena ada seseorang teman dari temannya rizki menitip salam kepada Sari
Sari                      :    “Kalian tau nggak kata si Rizki kemarin sama aku! Kalian tau kan siapa Rizki?”
Iskandar              :    “iya.. anak XII-IPS-2 kan?”
Sari                      :    ”iya. masa ya dia bilang ke aku bahwa ada temanya yang nitip salam.”
Afifah                   :   “emangnya dia mau yah sama kamu..?”
Sari                      :    “ yaiyalah.. gini-gini aku laku juga kok.. hahaha. Yuk”
            Ditempat lain sartika dan latif asik memajak salah satu adik kelasnya yang baru pindah ke sekolah mereka.
Sukma                  :  “Yes, hari ini hari pertama di sekolah ini… senengnya!!”
Sartika                  :“Hey, jangan kira kamu bisa tenang disekolah ini!”
Sukma                 :“Kenapa kak?”
Sartika                 : “Disini ada beberapa aturan.. terkhusus dari genk kami yang anti kampungan.. aturannya mudah kok, kamu harus bayar 15.000/minggu. Dan, dan apa lagi Tif?”
Latif                    :“kamu harus bayar 5000/hari!! Ngerti?
Sukma                  : “tapi kak, inikan namanya pemerasan…”
latif                      : “udah, nggak usah banyak omong, turutin aja”
                                    Setelah sartika dan latif memeras sukma, tiba-tiba sari, iskandar dan afifah datang menghampiri mereka berdua.
Iskandar              : “ngapain kalian disini? Mau majak orang lagi yah?
baca selengkapnya
Sari                      :“pasti majak.”
Sartika                 : “aduh.. akk..ku”
            Tiba-tiba terdengar suara handphone sari berdering
Sari                      : “aduh.. siapa sih ini?’ (sambil mengambil handphone kesayangannya itu)  “haloo.. ooo paman tumben nelpon ada apa? APA…  (Sari terkejut dengan berita yang baru saja di dengarnya. Sampai-sampai handphone kesayangnnya itu pun terjatuh kebawah dengan hacur berserakan dilantai )
Iskandar              : “ada apa sar?”
Afifah                  :“sar kamu baik-baik aja kan?”
Sari                      :“i…i..bu, ibu aku. IBUUUUU,….
            Sari lari meninggalkan teman-temannya begitu saja karena baru saja mendapatkan kabar bahwa Ibunya telah meninggal dunia. Sari pun buru-buru untuk kembali pulang kerumahnya
Afifah                  : “Dar. Ayo kita kejar sari ada apa ya denganya?”
Iskandar               :  “ yuk “
            Afifah dan Iskandar pergi meninggalkan Sukma, Sartika dan Latif di sana.
Latif                    : “ada apa yah?” (heran melihat Sari yang buru-buru pergi)
Sartika                 : “bodo amat. Heh kamu ingat yah yang kita bilang tadi AWAS kalau kamu memberitahu kepada mereka sekaligus guru BK dan kamu akan dapat balasannya.kamu gak akan aman disekolah ini” (dengan wajah garang mengancam Sukma)
Sukma                 : “iya kak”
                     Beberapa hari kemudian Sari merasa dirinya
                     Hampa karena orang yang ia sayang telah pergi dan gak akan pernah kembali. Bahwa seseorang itu sangat berarti baginya. Dia berubah menjadi pribadi yang tidak baik karena dia merasa bahwa tuhan tak adil dengannya.
              Iskandar dan Afifah melihat Sari di lorong sekolah sendiri dengan wajah murung dan mata yang berkaca-kaca , dan mereka pun menghampirinya.
Iskandar              :“ Sar, kamu kenapa, kalau kamu ada masalah kamu bisa bagi kekita apa, cerita sama kita mana tau kita bisa bantu kamu. Kita heran lihat kamu tiba tiba berubah banyak. murung gak ceria seperti biasanya?”
Afifah:                 : “Sar kamu baik-baik aja kan?”
                                 Akan tetapi Sari tetap diam membisu tanpa sepatah kata apapun seperti orang tuli dan bisu. Sehingga membuat Iskandar dan Afifah heran dan bingung.
Iskandar              :“Sar kamu denger nggak.. Sar, Sar, Sar. Sari kalau kamu nggak mau lagi bicara sama kita yah udalah, ayo kita pergi aja. Kalau kamu uda siap buat cerita, kita selalu ada buat kamu.
            Iskandar dan Afifah meninggalkan Sari sendirian disana. Beberapa saat kemudian Sukma datang pada Sari
Sukma                 : “kak, kak Sari… kak Sari makasih yah.. kemarin kakak udah mau menolong  aku.. kak? Kak?”
Sari                      :“udalah.. pergi sana, jangan ganggu aku. Kamu itu GAK PENTING.” (sari membentak sukma dengan kasar)
Sari                      :“aaaaa…… kenapa sih nggak ada satu orang pun yang bisa ngerti aku.. mereka semua jahat.. JAHATTT. Kenapa aku harus menghadapi situasi ini tuhan, kenapa tuhan?. Ibu adalah orang yang paling kusayang tetapi kenapa engkau mengambilnya begitu cepat” 
       Di dalam kelas latif dan sartika mengobrol sambil menghitung uang yg dipajak mereka dari adik adik kelasnya. latif dan sartika mengeluh karena adik adik kelas nya sudah tidak mau dipajakin lagi dan pendapatan mereka mengurang.
Sartika                 :“Tif, udah berapa uang kita saat ini?”
Latif                    :“masih dikit nih.. karena mereka banyak yang nunggak, mereka banyak alasan, ada yang kaburlah, gak ada duit dan itu semenjak iskandar dan temannya ikut-ikutan jadi sok pahlawan mereka jadi berani gak ngasih iiiiiiiiis.... gangguin ajakan ”
Sartika                 :“aduh.. kalau lama-lama begini, kita gak banyak uang lagi deh
Latif                    :“ iya nih”
            Sari muncul dari pintu kelas mereka ingin bergabung dengan latif dan sartika
Sartika                 :“ngapain kamu disini?”
Sari                      :“ boleh gabung gak?”
Sartika                 :“ha…?” (mereka heran dengannya, tiba-tiba ingin bergabung dengan mereka)
Sari                      :“nggak boleh yah, ya udah lah”
Latif                    :“eehhh.. ayo gabung aja”
Sari                      : “aku boleh jadi anggota genk kalian?”
Latif                    :“ya.. boleh-boleh aja kok. Ya kan?”
Sari                      :“makasih yah kalian baik banget ”
Sartika                 :“tapi pertama-tama kita harus majak adik kelas dulu nih.. masih banyak yang nunggak soalnya..”
Sari                      : “yuk”

            Latif, Sartika dan Sari pergi menuju ke kelas adik-adik kelasnya yang masih menunggak itu.
                                    Setelah sekitar dua minggu kemudian.. Sari, Sartika dan Latif kini bertambah jahat. Dan itu sudah biasa di telinga teman-temannya terutama Iskandar dan Afifah. Mereka geram dan ingin melapor ke ruang BK atas kenakalan Sartika, Sari dan Latif.
Sari                      :“ setelah dua minggu lebih gabung sama kalian.. aku bisa kan buat adik kelas gak nunggak bayar”
Sartika                 :“iya nggak ada adik kelas lagi yang masih nunggak hahaha… ngomong-ngomong Latif di mana?”
Sari                      :“palingan dia lagi dikantin lah… kerjaannya kan itu!”
Sartika                 :“hahahaha”
                                 Saat hendak ke tempat nongkrongnya tiba-tiba Iskandar dan Afifah mengampiri Sari bersama Sartika.
Iskandar              :“kalian habis pajak adik kelas lagi kan?”
Afifah                  :”ya iyalah Dar, kamu kayak nggak tau aja sifat mereka gimana! Apalagi Sari.. dia sekarang udah jahat banget. Kita salah nganggap dia orang baik ternyata dia sama aja seperti Latif dan Sartika sama sama PEMALAK”
Sartika                 :“apaan sih kalian, nuduh sembarangan .. ini kami tadi dapat uang dijalan..”
Iskandar              :“bukan di jalan tapi di kantong adik kelas kan?”
Sari                      :“enak aja, kalian jangan sembarangan nuduh orang yang nggak-nggak. Kami bisa ngelaporin kamu ke guru BK. Kamu ada BUKTI gak.. kalau kami majak ”
Afifah                  :“iya sih kita nggak bisa nuduh kamu karena gak punya bukti… Tapi ingat, kalau kami liat kamu pajak adik kelas lagi.. hmm awas!. Asal kamu tau mereka yang kamu pajakin gak semua orang yang berkelebihan. Kamu sadar gak, kalau posisi mereka itu jadi posisi kalian. Apa kalian sanggup dan menerimanya?”
Sartika                 :“yah udah kalau kalian nggak percaya dan kami juga gak mau tau tentang percaya atau tidaknya kamu, Sar kita pergi yuk!”
Sari                      :”yuk..”
                                 Kemudian Iskandar dan Afifah juga meninggalkan tempat itu. Dan Sukma hendak menghubungi kakaknya untuk menjemputmya pulang.
Sukma                 :“halo kak.. halo,halo.. kok putus sih?” (sambil memegang Handphone di tangannya). Aduh gimana yah .. udahlah, mending aku pulang sendiri aja”
                                 Kemudian Sari dan Sartika menuju tempat di mana biasanya mereka nongkrong
Sartika                 :“aduh, nggak ada anak yang bisa di pajak nih!!!”
Sari                      :“iya nih…. Ah, nggak asik. Pendapatan kita semakin kurang huuuu.”
Sukma                 :“permisi kak!”
Sari                      :“heh,,berhenti kamu. enak aja main lewat-lewat aja.. kalau ada yang lewat di sini tuh harus bayar, sekarang serahin uang ”
Sukma                 :“ooo..  kak Sari dan kak Sartika kan? Maaf kak, tapi ini uang untuk aku pulang, soalnya kakak aku nggak jadi jemputin aku..”
Sartika                 :“udalah, nggak usah ngeles deh kamu!!” (sambil mengambil uang di kantong baju Sukma) “ahh.. ini dia. Wahh... uda berani main sembunyiin kamu?”
Sukma                 :“jangan di ambil kak.. ini uang aku,pleaseee (dengan wajah Sukma yg memelas)”
Sari                      :“ooo udah berani melawan kamu yah” (hampir menampar Sukma)
                                 Iskandar dan Afifah  yang ingin pulang bersama tetapi mereka melihat Sartika dan Sukma saling berbicara dengan serius yang satu wajah sedih dan satu lagi wajah marah. Mereka pun heran. Iskandar pun langsung berpikir pasti ada yg tidak beres.mereka datang untuk menghampiri. Disaat itu mereka melihat Sukma yang akan mau ditampar oleh Sartika. Iskandar pun menghentikannya
Iskandar              :“Sariiiii … berhenti” (dengan suara keras)
Sari                      :(menengok ke belakang) “Is..is..is..iskandar???? ngapain kamu di sini?”
Iskandar              :“kamu mau ngerjain Sukma lagi kan?”
Sartika                 :“ng..ng…nggk kok! Ya kan?  Ya kan?” (Hendak menjatuhkan uang yang telah diambil paksanya itu)
Afifah                  :“ah… nggak usah bohong ?”
Sartika                 :“bener.. iya kan Sar?”
Sari                      :“ya kok, nggak kan Sukma?” (sambil mencubit tangan Sukma diam-diam)
Sukma                 :“ii…iii…ya nggak kok kak, mereka nggak majak aku kok?”
Sari                      :“ah tuh..  dah dengarkan apa dia bilang.. Tika kita pergi ajah yuk…”
Sartika                 :“iya dari pada kita difitnah selalu sama mereka”
                                 Sari dan Sartika meninggalkan tempat tersebut sekaligus Iskandar dan Afifah
Sukma                 :“permisi kak”
Afifah                  :“tunggu nama kamu siapa?”
Sukma                 :“nama saya Sukma”
Iskandar              :“nama saya Iskandar dan ini Afifah…”
Sukma                 :“salam kenal kak,, permisi…”
            Sukma meninggalkan Iskandar dan Afifah.
Iskandar              :“ya udah, kita main batminton yuk”
Afifah                  : “ok ok ok”
                                 Di dalam kelas Sari, Sartika dan Latif pun mengeluh karena hasil uang yg dipajak mereka berkurang karena Iskandar dan Afifah menjadi penolong adik adik kelas .
Sari                      :“aduhhh gara-gara Iskandar dan Afifah nih, kita gagal majak satu anak lagi..”
Sartika                 :“iya nih,,” (marah)
Latif                    :“makan, makan, makan, asik”
Sari                      :“hey diam”
Latif                    :“iya..iya.  Eh kalian… kenapa kelihatannya  marah-marah gitu?”
Sari                      :“Tanya aja tuh sama Sartika?”
Latif                    :“Tika, ada apa?”
Sartika                 :“ tuh anak baru, udah berani kurang ajar sama kita, gak mau dipajakkin udah gitu ngelawan lagi gimana gak kesal ”
Latif                    :“emang siapa sih?”
Sartika                 :“Sukma”
Latif                    :“Trus kenapa kalian kelihatanya marah?”
Sari                      :“gara-gara Iskandar dan Afifah tuh gangu ajah. SOK PAHLAWAN ”
Latif                    :“hahaha.. kasihan deh kalian, yah udah kita ke kantin aja yuk, makan.. sambil mikirin cara untuk ngerjain anak itu?”
Sartika                 :“ah kamu, perut mulu yang diurus”
Latif                    :“dari pada kalian marah-marah nggak jelas disini, ayolah.. nanti aku traktir deh”
Sari                      :“ ha...kamu sok punya duit banyak. yaa udah lah,
                                 Saat di jalan raya, Sukma hendak pulang ke rumahnya. Dia bertemu dengan Sari dan Sartika
Sukma                 :“aduh kakak aku mana yah?”
Sari                      :“heyyyyyyy…. Cewek sok polos berhenti kamu..”
Sartika                 :“hey kamu kemari”
Sukma                 :“ada apa kak?”
Sari                      :“ah.. jadi orang nggak usah sok baik deh. Aku muak TAU..”
Latif                    :“ooo.. jadi ini anaknya,  kamu udah berani yah melawan sama kita-kita, mau dikasih pelajaran nih anak..”
Sartika                 :“kamu mau kasih pelajaran apa?  IPA” (sambil kebingungan)
Sari                      :“aduh Tika..  kamu lelet banget yaa..”
Latif                    :“iya nih.. eh apa apaan ketawa” (sambil menatap lirih Sukma)
Sukma                 :“nggak kok kak.. kenapa kakak marah emangnya aku salah apa? Aku rasa aku nggak pernah gangguin kakak?”
Sartika                 :“ha… pura-pura lupa lagi ” (sambil mendorong bahu Sukma)
Latif                    :“eeh hati-hati deh kalau ngomong..”
Sukma                 :“maafin aku kak…”
                                 Ditengah jalan, Afifah dan Iskandar melihat Sari, Latif, dan Sartika sedang memeras Sukma
Afifah                  :“ehhh… berhenti kalian, mau nganguin anak itu lagi?”
Sari                      :“kami  nggak ngganguin anak ini kok”
Latif                    :“kita disini mau kenalan iya kan sukma…”
Sukma                 :“eemm..” (sambil tertunduk takut melihat wajah Sari dan teman-temannya)
Afifah                  :“udahlah Sukma…  kamu nggak usah nutupi kesalahan mereka lagi”
Iskandar              :“udah lah nggak ada yang bakalan membela kalian lagi. Sekarang Ikut aku keruang BK”
Latif                    “enak aja.. kita nggak nganguin Sukma kok!”
Afifah                  :“ah.. udahlah cepat”  (sambil menarik tangan Latif)
Latif                    :“ehh..”
Afifah                  :“Sartika.. cepat!”
Sartika                 :“apaan sih kamu, aku nggak salah apa-apa kok!”
Afifah                  :“Tika..” (sambil menatap marah yang sangat-sangat)
            Sementara itu Sari berusaha kabur dari mereka
Iskandar              :“eehh Sari... kamu mau kemana ?”
Sari                      :“nggak kok! Hehehe”
Iskandar              :“gak usah senyum senyum aku tau kamu mau larikan.. ikut aku keruang BK sekarang” (dengan nada membentak)
Sari                      :“iih kamu biasa aja, nggak perlu tarik-tarik beginian, aku bisa jalan sendiri.”
Sukma                 :“tunggu aku”
                                 Afifah dan Iskandar membawa mereka keruangan BK dan memberitahu bahwa mereka selalu memeras uang Sukma dan siswa lainnya, Setelah itu mereka keluar dari ruangan BK. Mereka berdua pun beradu mulut saling menyalahkan.
Sartika                 :“gara-gara mereka berdua nih, kita jadi di hukum… ngebersihin kamar mandi lagi..”
Sari                      :“bukan hanya kamu, aku dihukum juga nih..”
Latif                    :“udah..udah..udah ayo ngepel, biar cepat, apa kalian tahan mencium bau yang tak sedap di kamar mandi ini!”
Sari                      :“aaa… aku pusing sekali. Apa kamu lihat-lihat?” (menatap wajah Sukma yang sepertinya ketakutan)
Latif                    :“udah… ayo kerjakan lagi, biar cepat siap, aku udah gak tahan disini, bau banget ”
Iskandar              :“udahlah, nyapu aja sana, gak usah banyak omong, kerjain aja tuh kerjaan kamu… rasain tuh!”
Latif                    :“huuuu.. dasar lembek”
Afifah                  :“Dar kita lanjutin diskusi kita aja yuk..?”
Iskandar              :“ok ok”
            Saat didalam kelas, mereka membicarakan tugas mereka sambil tentang Sukma yang selalu diganguin oleh Sari dan teman-temannya
Iskandar              :“kamu ingat kan adik kelas yang tadi itu?”
Afifah                  :“siapa?”
Iskandar              :“Sukma!”
Afifah                  :“emangnya ada apa?”
Iskandar              :“aku kasihan sama dia! Sari dan teman-temannya itu jahat banget yah”
Afifah                  :“iyah kan.. mereka dari dulu kerjanya selalu buat onar!”
Iskandar              :“kalau aku jadi Sukma.. aku udah balas balik”
Afifah                  :“kalau ketahuan lagi mereka ganggu adik kelas… uuuh bukan hanya aku bawa keruang BK, sekalian aja ke kantor polisi biar dikurung gak bisa keluar majakin orang!”
Iskandar              :“iyah..iyah..benar tuh”
                                 Tiba-tiba Sukma datang menemui Iskandar dan Afifah yang sedang berdiskusi mengerjakan tugas mereka
Sukma                 :“kak mereka nggak usah di hukum yah?”
Iskandar              :“tapikan mereka salah”
Sukma                 :“aku kasihan kak!”
Iskandar              :“sudahlah itu hukuman yang cocok untuk mereka yang suka memajak”
Sukma                 :“ayolah kak, kita keruang BK yah? Kita bilang agar mereka nggak usah di hukum… ayolah kak”
Afifah                  :“udahlah Dar.. kan dia yang dikerjain bukan kamu. ya udah lah kalau itu mau kamu”
                                 Sukma, Iskandar dan Afifah masuk keruang BK dan memberi tahu  agar Sari, Sartika dan Latif di lepaskan dari hukuman.
Sukma                 :“makasih yah kak, karena kak Afifah dan kak Iskandar mau membantu aku”
Afifah                  :“iya sama-sama”
                                 Sukma, Iskandar dan Afifah pergi menuju Sari, Sartika, dan Latif yang sedang membersikan kamar mandi
Latif                    :“ihh.. kotornya kamar mandi ini”
Sari                      :“liat nih” (sambil memegang seekor kecoak hidup yang mejijikan)
Sartika                 :“aaaaaaa….” (dia menjerit dengan kuat)
                                 Tiba-tiba Sukma datang memberitahu ke Latif, Sartika dan Sari untuk tidak melanjutkan hukuman.
Sukma                 :“kak… udah berhenti ngepelnya, aku udah bilang ke guru BK untuk melepaskan hukuman kakak”
Sartika                 :“apa,,, serius?”
Iskandar              :“iya, Sukma udah bilang ke guru BK soal itu, jadi kalian berhenti ngepelnya. Sekarang, kalian mesti minta maaf ke Sukma”
Latif                    :“makasih yah Sukma, kamu udah baik sama kami. Padahal kami selalu aja mengganggu kamu”
Sari                      :“ya.. aku juga minta maaf yah”
Sartika                 :“maafin aku juga yah Sukma…”
Sukma                 :“ya kak, saya udah maafin kalian semua kok!”
            Mereka pun berpelukan
Iskandar              :“yah gitu dong jadi senior dan junior tuh harus akrab dan satu lagi kita sebagai senior harus mencontohkan yang baik sama mereka”
Afifah                  :“ya bener tuh. Kalau gini kan enak dilihatnya…”
                                 Setelah kejadian itu Sari, Sartika, dan Latif tidak pernah memajak adik kelas atau siswa lainnya disekolah. Mereka semua menjadi teman yang bai




 

Sabtu, 09 September 2017

Resensi Novel Siti Nurbaya





RESENSI NOVEL SITI NURBAYA

Judul buku               : Siti nurbaya
Pengarang                : Marah Rusli
Penerbit                   : Balai Pustaka
Tahun Terbit            : Jakarta 2002

Jumlah halaman        : 271 halaman


                                                                       
PENDAHULUAN

Marah Rusli, nama lengkapnya Marah Halim bin Sutan Abubakar, di lahirkan pada tanggal 7 Agustus 1889 di padang, Sumatera Barat .
Pendidikan : tahun 190 tamat Sekolah Rakyat di Padang. Tahun 1909 Sekolah Raja di Bukittinggi Tahun 1915 tamat Sekolah Dokter Hewan di Bogor.
Pengalaman Kerja : tahun 1915 – 1922 menjadi dokter hewan di berbagai tempat di Nusantara Tenggara Barat dan Jawa Barat Tahun 1923 – 1945 menjadi dokter hewan di Semarang. Tahun 1945 – 1949 menjadi dokter hewan di zaman pengungsian di salad an Klaten, kemudian kembali ke semarang dan pension tahun 1951 , tahun 1952 – 1960 di pekerjakan kembali sebagai dokter hewan di Pusat Pendidikan Peternakan Bogor . Marah Rusli meninggal dunia tanggal 17 Januari 1968, dimakamkan di Bogor, Selain mengarang,, Marah Rusli juga mempunyai hobi olahra   ga , music, melukis, dan sandiwara.

Penjelasan Mengenai Sifat Koligatif Larutan



  Sifat Koligatif Larutan

 

       Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya tergantung dari banyaknya jumlah zat terlarut, tapi tidak dipengaruhi oleh zat terlarut.

        Banyaknya zat terlarut dinyatakan dalam konsentrasi larutan, diantaranya :

 1. Kemolaran / Molaritas ( M )                                                                                                                 Yaitu menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.                                         

     Rumus kemolaran / molaritas

     M = mol / L

     mol = Gram / Mr x 1000 / P (ml)

2.  Molalitas ( m )                                                                                                                                          Yaitu menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg ( 1000 g ) pelarut.

     Rumus molalitas

      m = mol / kg 

      mol = gram / Mr x 1000 / P (gram)