Drama Digital Change Be Better

Minggu, 07 Oktober 2018

my story



My Story
Nama ku Putri Rapiq Rahayu, bisa dipanggil putri dan bisa dipanggil rapiq, tapi aku lebih suka dipanggil rapiq supaya beda dari yang lain. Dulu aku adalah seorang yang sangat malas dalam hal belajar pada waktu Tk. Aku sering dihukum karena tidak mengerjakan tugas dari guruku. Hidupku penuh dengan bermain pada saat itu, wajar karena umurku pada waktu itu masih 4,5 tahun. Namun suatu ketika saat aku dihukum guruku aku merasa malu, aku selalu dihukum karena tidak mengerjakan PR, apalagi aku perempuan senidiri diantara sekian banyak teman laki-laki ku yang dihukum. Dan pada saat itulah perjalanan hiduku dimulai. Aku merubah mindset ku di usiaku yang terbilang masih anak-anak, aku berpikir "oh iya ya aku kan perempuan seharusnya aku rajin, aku malu lah kalau aku terus-terusn dihukum apalagi aku perempuan sendiri yang dihukum". Begitulah pikiranku pada saat itu. Mulai dari situlah aku tidak malas lagi untuk belajar,
 saat aku masuk SD aku selalu mendapat ranking hingga SMP aku juga selalu mendapat ranking, dan banyak guru yang mengenali ku bukan karena aku cari perhatian tapi karena aku rajin mengerjakan tugas dari mereka, aku bukan sombong, karena memang prinsip hidupku yaitu aku ingin orang mengenalku karena aku pintar bukan karena aku cari perhatian orang supaya aku dikenal.
Hingga suatu ketika saat aku tamat dari SMP aku berharap aku bisa masuk SMA pavorit tempat kakak ku bersekolah dulu, aku mengikuti testing pada waktu itu, tapi sayang aku gagal. Hingga akhirnya aku bersekolah di SMA tempat sepupuku bersekolah, ya walaupun itu bukan SMA yang kuinginkan. Tapi seiring berjalannya waktu, aku sedikit menikmati berada di sekolah itu, walaupun ku akui aku memang sangat sulit bergaul ataupun bersosialisasi dengan siapapun, butuh waktu yang lama aku untuk bisa kenal dekat dengan seseorang yang baru ku kenal. Banyak temanku berpikir bahwa aku dulu sombong tapi kalau sudah dekat begini mereka bilang aku tidak sesombong itu. Ya itulah aku, ku akui aku sebenarnya orang yang pendiam apalagi dengan orang yang tidak ku kenal, bukan hanya itu aku juga jarang senyum, ya ku akui itu, wajah ku juga terbilang sangar hingga orang kadang segan bila bertanya kepadaku. Tapi sebenarnya aku tidak seburuk itu jika kalian sudah mengenalku lebih dekat.


Tiba aku kelas 11 SMA aku senang karena aku bisa masuk jurusan yang kuinginkan yaitu jurusan IPA, tapi sayang aku beda kelas dengan teman dekat ku saat kelas 10. Namun aku juga bersyukur ada satu teman dekat ku juga yang sekelas denganku. Aku juga harus mulai dari awal, ya mencari teman baru lagi. Bagi ku itu hal yang membosankan karena harus mengulang dari awal lagi untuk mencari teman baru lagi. Bukan aku sombong, tapi karena aku memang sulit untuk bergaul dan tidak suka dengan keramaian.
Seiring berjalannya waktu akhirnya aku menemukan teman yang terbilang heboh tapi aku senang dan gembira bisa jadi bagian dari mereka. Itu semua berkat dia, iya dia salah satu teman dekat ku yang berada di kelas sepuluh dulu. Teman-temanku yang sekarang asyik, tidak gengsi, heboh dan bisa dibilang menyenangkan lah bisa berteman dengan mereka. Sebelum ada mereka dulu, ya hidupku terlalu monoton, tapi setelah mengenal mereka hidupku mulai berwarna. Mereka heran jika aku pergi ke kantin, karena memang aku orang yang jarang ke kantin, taulah ya karena apa? Ya aku tidak suka keramaian. Bukan hanya itu kadang waktu istirahat ku gunakan untuk mengerjakan tugas supaya nanti dirumah tidak terlalu banyak tugas yang menumpuk dan tidak mau menunda-nunda waktu yang ada, selagi bisa dikerjakan sekarang kenapa tidak. Kadang juga waktu istirahat ku gunkan untuk membahas soal dan hal yang bermanfaat lainnya, maka dari itu hidupku terbilang sangat monoton.
Tidak terasa akhirnya aku naik ke kelas 12 dimana disitulah aku harus giat belajar supaya mendapatkan nilai yang lebih bagus dari sebelumnya. Dan disini juga dimulai perbincangan tentang PTN yang selalu aku dan teman-temanku bicarakan. Kami sangat bersemangat jika sudah membahas tentang PTN dan jurusan dibidang kami masing-masing, hampir setiap hari itu menjadi perbincangan kelas kami. Tidak terasa pendaftaran PTN pun sudah dimulai yaitu jalur SNMPTN, aku dan beberapa teman-temanku langsung bergegas untuk mendaftar. Ada yang bisa mendaftar dan ada juga yang tidak bisa mendaftar, dan aku senang karena aku bisa mendaftar jalur SNMPTN ini. Tidak terasa USBN dan UN akhirnya tiba, sedih sih karena harus berpisah dengan mereka, ya siapa lagi kalau bukan teman-teman ku.
Akhirnya aktivitas kami di sekolah itu pun berakhir untuk menjadi seorang siswa, ya karena kami sudah tamat dari sekolaha itu dan baru saja menyelesaikan UN.  Beberapa hari setelah UN keluarlah hasil SNMPTN pada hari itu aku sangat deg-degan, aku berharap aku lulus tapi dugaan ku salah aku gagal. Aku kecewa karena usahaku selama tiga tahu ini untuk mempertahankan nilai rapotku sia-sia. Tapi orang tua ku selalu member support kepada ku bahwa masih ada jalur yang lain. Akhirnya aku mencoba jalur SBMPTN, aku memang sudah terlebih dulu mempelajari soal SBMPTN karena aku takut jika nanti aku tidak lulus jalur SNMPTN aku sudah lumayan banyak membahas soal SBMPTN untuk jaga-jaga dan benar aku tidak lulus. Hari-hariku juga pada waktu itu penuh dengan belajar, buku dan salah satu tenpat yaitu kamar. Karena itu tempat yang paling tenang menurutku. Tiba akhirnya SBMPTN aku pun mengikutinya dengan rasa tenang karena pesan orang tuaku jangan lupa berdoa dan tenang dalam mengerjakan soal. Aku selalu menangis di setiap shalat ku aku takut jika aku tidak lulus lagi, aku selalu membuat orang tuaku kecewa padahal apa yang kuinginkan selalu mereka turuti. Hidupku belum bisa tenang karena pengumuman SBMPTN belum keluar. Hingga sebulan kemudian pengumuman itu pun keluar dan akhirnya aku tidak lulus lagi, sakit pasti, kecewa pasti. Aku kecewa bukan karena memikirkan diriku, aku sedih karena selalu mengecewakan mereka dari mulai SMA hingga memasuki dunia perkuliahan. Aku sempat berpikir apa gunanya aku selalu mendapat peringkat di kelas dan apa gunanya aku belajar dari pagi hingga malam, tapi nyatanya hasilnya tidak ada sama sekali, dan aku juga sepat menyalahkan tuhan, kenapa dia tidak adil, aku selalu berdoa selalu berusaha tapi apa hasilnya tidak ada. Pada saat itu juga aku menangis seharian, tapi untungnya orang tuaku tidak henti-hetinya memberiku support walaupun aku tau mereka pasti kecewa. Disitu aku mulai mencari jalan lain yaitu ikut jalur mandiri di salah satu PTN. Tapi aku kembali ngedown karena ada teman laki-laki ku yang berkta seperti menghina lah bisa dibilang, dia bilang "kau belajar rajin selalu dapat peringkat tapi gak ada yang lulus". Kata itu lah yg selalu ku ingat sampai detik ini. Akupun menjawabnya " Lebih baik aku gagal karena mencoba dari pada aku gagal tanpa mencoba sama sekali". Padahal dibalik itu semua dia juga gagal sama sepertiku, dia juga seolah-olah menjadi orang yang paling kecewa padahal kalau menurutku usahanya tidak sebanding dengan yang dia impikan. Kita tinggalkan dulu tentang teman ku itu, ahirnya akupun mengikuti ujian mandiri dengan tenang, dan ujiannyapun selesai. Beberapa hari setelah ujian tersebut akhirnya penguman pun menghampiri dan aku pun lulus walaupun bukan du univ yang kuinginkan, namun aku dulu juga sempat ingin masuk ke univ ini. Aku pun berlari mengampiri orang tuaku untuk membertahu wahwa aku lulus. Aku senang melihat mereka senang, walaupun aku tidak pernah mendapat sekolah yng memang benar-benar kuimpikan. Tapi tidak apa bagiku karena aku bahagia bisa memiliki orang tua seperti mereka yang selalu menuruti permintaan ku dan selalu ada di saat aku jatuh.
Pesanku, mencoba itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. dan tuhan pasti tahu mana tempat yang terbak buat kita, jadi jagan cepat puas dengan apa yang telah kau capai saat ini dan ingat, jagan sombong dengan kepintaranmu karena di atas langit masih ada langit.
Terima kasih.


3 komentar: