My Story
Nama ku Putri Rapiq Rahayu, bisa
dipanggil putri dan bisa dipanggil rapiq, tapi aku lebih suka dipanggil rapiq
supaya beda dari yang lain. Dulu aku adalah seorang yang sangat malas dalam hal
belajar pada waktu Tk. Aku sering dihukum karena tidak mengerjakan tugas dari
guruku. Hidupku penuh dengan bermain pada saat itu, wajar karena umurku pada
waktu itu masih 4,5 tahun. Namun suatu ketika saat aku dihukum guruku aku
merasa malu, aku selalu dihukum karena tidak mengerjakan PR, apalagi aku
perempuan senidiri diantara sekian banyak teman laki-laki ku yang dihukum. Dan
pada saat itulah perjalanan hiduku dimulai. Aku merubah mindset ku di usiaku
yang terbilang masih anak-anak, aku berpikir "oh iya ya aku kan perempuan
seharusnya aku rajin, aku malu lah kalau aku terus-terusn dihukum apalagi aku
perempuan sendiri yang dihukum". Begitulah pikiranku pada saat itu. Mulai
dari situlah aku tidak malas lagi untuk belajar,
saat aku masuk SD aku selalu mendapat ranking
hingga SMP aku juga selalu mendapat ranking, dan banyak guru yang mengenali ku
bukan karena aku cari perhatian tapi karena aku rajin mengerjakan tugas dari
mereka, aku bukan sombong, karena memang prinsip hidupku yaitu aku ingin orang
mengenalku karena aku pintar bukan karena aku cari perhatian orang supaya aku
dikenal.
Hingga suatu ketika saat aku tamat
dari SMP aku berharap aku bisa masuk SMA pavorit tempat kakak ku bersekolah
dulu, aku mengikuti testing pada waktu itu, tapi sayang aku gagal. Hingga
akhirnya aku bersekolah di SMA tempat sepupuku bersekolah, ya walaupun itu
bukan SMA yang kuinginkan. Tapi seiring berjalannya waktu, aku sedikit
menikmati berada di sekolah itu, walaupun ku akui aku memang sangat sulit
bergaul ataupun bersosialisasi dengan siapapun, butuh waktu yang lama aku untuk
bisa kenal dekat dengan seseorang yang baru ku kenal. Banyak temanku berpikir
bahwa aku dulu sombong tapi kalau sudah dekat begini mereka bilang aku tidak
sesombong itu. Ya itulah aku, ku akui aku sebenarnya orang yang pendiam apalagi
dengan orang yang tidak ku kenal, bukan hanya itu aku juga jarang senyum, ya ku
akui itu, wajah ku juga terbilang sangar hingga orang kadang segan bila
bertanya kepadaku. Tapi sebenarnya aku tidak seburuk itu jika kalian sudah
mengenalku lebih dekat.
Tiba aku kelas 11 SMA aku senang
karena aku bisa masuk jurusan yang kuinginkan yaitu jurusan IPA, tapi sayang
aku beda kelas dengan teman dekat ku saat kelas 10. Namun aku juga bersyukur
ada satu teman dekat ku juga yang sekelas denganku. Aku juga harus mulai dari
awal, ya mencari teman baru lagi. Bagi ku itu hal yang membosankan karena harus
mengulang dari awal lagi untuk mencari teman baru lagi. Bukan aku sombong, tapi
karena aku memang sulit untuk bergaul dan tidak suka dengan keramaian.
Seiring berjalannya waktu akhirnya
aku menemukan teman yang terbilang heboh tapi aku senang dan gembira bisa jadi
bagian dari mereka. Itu semua berkat dia, iya dia salah satu teman dekat ku
yang berada di kelas sepuluh dulu. Teman-temanku yang sekarang asyik, tidak
gengsi, heboh dan bisa dibilang menyenangkan lah bisa berteman dengan mereka.
Sebelum ada mereka dulu, ya hidupku terlalu monoton, tapi setelah mengenal
mereka hidupku mulai berwarna. Mereka heran jika aku pergi ke kantin, karena
memang aku orang yang jarang ke kantin, taulah ya karena apa? Ya aku tidak suka
keramaian. Bukan hanya itu kadang waktu istirahat ku gunakan untuk mengerjakan
tugas supaya nanti dirumah tidak terlalu banyak tugas yang menumpuk dan tidak
mau menunda-nunda waktu yang ada, selagi bisa dikerjakan sekarang kenapa tidak.
Kadang juga waktu istirahat ku gunkan untuk membahas soal dan hal yang
bermanfaat lainnya, maka dari itu hidupku terbilang sangat monoton.
Tidak terasa akhirnya aku naik ke
kelas 12 dimana disitulah aku harus giat belajar supaya mendapatkan nilai yang
lebih bagus dari sebelumnya. Dan disini juga dimulai perbincangan tentang PTN
yang selalu aku dan teman-temanku bicarakan. Kami sangat bersemangat jika sudah
membahas tentang PTN dan jurusan dibidang kami masing-masing, hampir setiap
hari itu menjadi perbincangan kelas kami. Tidak terasa pendaftaran PTN pun
sudah dimulai yaitu jalur SNMPTN, aku dan beberapa teman-temanku langsung
bergegas untuk mendaftar. Ada yang bisa mendaftar dan ada juga yang tidak bisa
mendaftar, dan aku senang karena aku bisa mendaftar jalur SNMPTN ini. Tidak
terasa USBN dan UN akhirnya tiba, sedih sih karena harus berpisah dengan
mereka, ya siapa lagi kalau bukan teman-teman ku.
Akhirnya aktivitas kami di sekolah
itu pun berakhir untuk menjadi seorang siswa, ya karena kami sudah tamat dari
sekolaha itu dan baru saja menyelesaikan UN.
Beberapa hari setelah UN keluarlah hasil SNMPTN pada hari itu aku sangat
deg-degan, aku berharap aku lulus tapi dugaan ku salah aku gagal. Aku kecewa
karena usahaku selama tiga tahu ini untuk mempertahankan nilai rapotku sia-sia.
Tapi orang tua ku selalu member support kepada ku bahwa masih ada jalur yang
lain. Akhirnya aku mencoba jalur SBMPTN, aku memang sudah terlebih dulu
mempelajari soal SBMPTN karena aku takut jika nanti aku tidak lulus jalur
SNMPTN aku sudah lumayan banyak membahas soal SBMPTN untuk jaga-jaga dan benar
aku tidak lulus. Hari-hariku juga pada waktu itu penuh dengan belajar, buku dan
salah satu tenpat yaitu kamar. Karena itu tempat yang paling tenang menurutku.
Tiba akhirnya SBMPTN aku pun mengikutinya dengan rasa tenang karena pesan orang
tuaku jangan lupa berdoa dan tenang dalam mengerjakan soal. Aku selalu menangis
di setiap shalat ku aku takut jika aku tidak lulus lagi, aku selalu membuat
orang tuaku kecewa padahal apa yang kuinginkan selalu mereka turuti. Hidupku
belum bisa tenang karena pengumuman SBMPTN belum keluar. Hingga sebulan
kemudian pengumuman itu pun keluar dan akhirnya aku tidak lulus lagi, sakit
pasti, kecewa pasti. Aku kecewa bukan karena memikirkan diriku, aku sedih
karena selalu mengecewakan mereka dari mulai SMA hingga memasuki dunia
perkuliahan. Aku sempat berpikir apa gunanya aku selalu mendapat peringkat di
kelas dan apa gunanya aku belajar dari pagi hingga malam, tapi nyatanya hasilnya
tidak ada sama sekali, dan aku juga sepat menyalahkan tuhan, kenapa dia tidak
adil, aku selalu berdoa selalu berusaha tapi apa hasilnya tidak ada. Pada saat
itu juga aku menangis seharian, tapi untungnya orang tuaku tidak henti-hetinya
memberiku support walaupun aku tau mereka pasti kecewa. Disitu aku mulai
mencari jalan lain yaitu ikut jalur mandiri di salah satu PTN. Tapi aku kembali
ngedown karena ada teman laki-laki ku yang berkta seperti menghina lah bisa
dibilang, dia bilang "kau belajar rajin selalu dapat peringkat tapi gak
ada yang lulus". Kata itu lah yg selalu ku ingat sampai detik ini. Akupun
menjawabnya " Lebih baik aku gagal karena mencoba dari pada aku gagal
tanpa mencoba sama sekali". Padahal dibalik itu semua dia juga gagal sama
sepertiku, dia juga seolah-olah menjadi orang yang paling kecewa padahal kalau
menurutku usahanya tidak sebanding dengan yang dia impikan. Kita tinggalkan
dulu tentang teman ku itu, ahirnya akupun mengikuti ujian mandiri dengan
tenang, dan ujiannyapun selesai. Beberapa hari setelah ujian tersebut akhirnya
penguman pun menghampiri dan aku pun lulus walaupun bukan du univ yang
kuinginkan, namun aku dulu juga sempat ingin masuk ke univ ini. Aku pun berlari
mengampiri orang tuaku untuk membertahu wahwa aku lulus. Aku senang melihat
mereka senang, walaupun aku tidak pernah mendapat sekolah yng memang
benar-benar kuimpikan. Tapi tidak apa bagiku karena aku bahagia bisa memiliki
orang tua seperti mereka yang selalu menuruti permintaan ku dan selalu ada di
saat aku jatuh.
Pesanku, mencoba itu lebih baik dari
pada tidak sama sekali. dan tuhan pasti tahu mana tempat yang terbak buat kita,
jadi jagan cepat puas dengan apa yang telah kau capai saat ini dan ingat, jagan
sombong dengan kepintaranmu karena di atas langit masih ada langit.
Terima kasih.
your story is really interesting
BalasHapusthanks for reading my story ras
HapusSiapa dia? Wahhh penasaran seseorang dia di tulisab ini.
BalasHapus